Site icon Seputaran.id

Pedagang Es Laris Manis Dibanding Penjual Makanan dan Kue

Stand atau lapak jualan aneka es milik Sutardji yang diramaikan pembeli di Pasar Wadai Ramadan Menara Pandang. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Cuaca terik meski sesekali turun hujan, membawa berkah tersendiri bagi pedagang es di Pasar Wadai Ramadan Menara Pandang, Siring Tendean Banjarmasin.

Betapa tidak, selama dua hari berjualan dagangannya laris manis. Bahkan selalu habis dibeli pengunjung.

Sutardji misalnya, Penjual Aneka Es ini selama berjualan dua hari di Pasar Wadai Ramadan Menara Pandang selalu diramaikan pembeli.

Dagangannya berupa es buah, es nyiur (kelapa) dan es campur dan rata-rata semuanya laku.

“Pada hari pertama habis terjual dari buka jam 3 sampai Maghrib sudah habis. Dan hari ini di hari kedua juga sudah banyak dibeli orang,” jelasnya, kepada wartawan seputaran.id, Jumat (24/03/2023).

Untuk harga, kata dia, semua sama yakni dibanrol Rp 15 ribu perbungkus.

“Kalau begini, saya berharap penjualan bisa ramai terus begitu juga pedagang lain dan ke depannya,” ujar pria yang sudah belasan tahun berjualan es ini.

Sutardji merasa, jualannya ramai pembeli karena esnya viral di media sosial, seperti Tiktok. “Oleh banyak yang melihat dan tahu, makanya dagangan saya ramai pembeli,” tuturnya.

Berbeda dengan pedagang kue dan makanan yang merasakan masih sepi pembeli.

Salah satunya Rubiati pedagang Kue Sumapan Khas Banjar Ibu Atul di Pasar Wadai Ramadan Menara Pandang. Ia mengatakan, untuk penjualan agak sepi lantaran cuaca hujan.

Menurutnya, rata-rata pengunjung membeli wadai (kue) khas Banjar seperti sagu, petah, ipau, amparan tatak, laksa, putu mayang, mie habang dan lainnya.

“Untuk harga dijual dikisaran harga Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu,” ujarnya.

Ia menuturkan, dagangan yang dijual di Pasar Wadai Ramadan ini tidak terlalu banyak, hanya sekitar tiga ceper (nampan/loyang) untuk masing-masing jenis kue.

“Harapannya bisa ramai terus selama berjualan tahun ini, soalnya beberapa waktu belakangan kurang, oleh karena pandemi,” pungkasnya. (shn/smr)