Site icon Seputaran.id

Paman Yani Sebut Sikap Toleransi Warga Desa Madu Retno Patut Dicontoh

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Pancasila di Desa Madu Retno, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu. (foto : istimewa)

SEPUTARAN.ID, BATULICIN – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sedari dulu menjadi eksodus bagi transmigran. Meski begitu, tidak pernah terjadi permusuhan antara penduduk asli dan para pendatang.

Di Desa Madu Retno, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel misalnya. Mayoritas penduduk desa itu merupakan transmigran asal Bali, dan diterima dengan baik oleh penduduk lokal (Suku Banjar).

Menurut Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi, sikap toleransi yang diterapkan warga desa itu merupakan sebuah rahmat sekaligus membuktikan bahwa Pancasila benar-benar bisa mempersatukan bangsa.

“Ini patut kita apresiasi dan kita syukuri. Karena apa, meski berbeda suku, berbeda agama, tetapi mereka bisa hidup damai,” ucap Paman Yani (sapaan akrab), usai menggelar Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Ideologi Pancasila, di Desa Madu Retno, Jumat (22/9/2023).

Kendati begitu, lanjut Paman Yani, ideologi Pancasila harus terus ditekankan, agar tidak mudah terhasut oleh oknum-oknum yang ingin memecah belah bangsa dengan mengatasnamakan suku, ras dan agama.

“Sikap toleransi seperti ini penting kita jaga, agar di masa akan datang kita bisa menjadi bangsa yang besar. Diawali dari Desa Madu Retno ini,” tutur wakil rakyat dari fraksi partai Golkar itu.

Di samping itu, legislator Dapil VI Tanah Bumbu dan Kotabaru ini, menyebut, yang dilakukan dan diterapkan warga desa Madu Retno sudah sepatutnya menjadi contoh bagi daerah lain. Terlebih dalam kegiatan keagamaan dan dukungan terhadap kearifan lokal masing-masing suku.

“Para warga disini saling gotong royong. Ketika ada acara keagamaan Islam misalnya, warga yang beragama Hindu ikut bergotong royong mendukung. Sama halnya ketika Hari Raya Nyepi, warga muslim menghormati dengan tidak membunyikan suara musik yang keras dan sebagainya,” katanya.

Paman Yani berharap toleransi itu akan berdampak terhadap kemajuan dan kesejahteraan ekonomi warga desa Madu Retno.

“Tentu dukungan dari Pemerintah dan DPRD juga tidak ketinggalan. Kehadiran saya disini pun tentu saja untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka membangun Kalsel yang lebih maju ke depannya,” tuturnya.

Sementara itu, Kasubbid Politik Bakesbangpol Kalsel Harry Widhiatmoko mengatakan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tugas semua lapisan masyarakat.

“Terlebih menjelang tahapan Pemilu saat ini. Masyarakat jangan mudah terprovokasi dan di adu domba. Jangan pula mudah tertipu oleh politik uang dan berita hoax. Kita harus bijak dalam menggunakan media sosial,” katanya.

Menurutnya, nilai-nilai Pancasila demi meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang disampaikan Paman Yani di desa itu patut diacungi jempol.

“Bentuk perhatian Paman Yani terhadap persatuan bangsa khususnya di desa ini patut diapresiasi, karena ini merupakan tugas yang tidak semua dewan bisa lakukan,” sebutnya.

Senada, tokoh masyarakat setempat, I Nengah Sudira, menyampaikan apresiasinya kepada Paman Yani.

Lantaran ia menilai, sangat jarang unsur pimpinan yang mau terjun langsung ke desa walaupun hanya sekedar berkunjung.

“Apalagi sampai mau duduk bersama dengan warga dan menyampaikan wawasan tentang kebangsaan seperti yang dilakukan Paman Yani. Ini suatu kebanggaan bagi kami warga Desa Madu Retno,” ungkapnya.

Terlebih, lanjut Nengah, warga Desa Madu Retno terdiri dari tiga suku yakni Bali, Banjar dan Jawa.

Sehingga Wawasan Kebangsaan menurutnya sangat diperlukan bagi warga agar tidak menimbulkan perpecahan.

“Melalui wawasan kebangsaan dari Paman Yani, saya berharap perbedaan yang ada di desa ini dapat menjadi suatu keanekaragaman dalam satu wadah yakni Bhinneka Tunggal Ika,” tukasnya. (putza/smr)