SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Basirih 10 terpaksa memanfaatkan halaman yang penuh lumpur untuk upacara maupun mata pelajaran olahraga.
Pasalnya, kondisi halaman sekolah yang berada di Jalan Sungai Simpang Jelai RT 27 Kelurahan Basirih Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, sungguh menyedihkan.
Sehingga setiap kali upacara bendera ataupun olahraga di lapangan, terpaksa memakai halaman penuh kubangan lumpur dan ditumbuhi rumput liar.
Rupanya halaman tersebut sangat tak memadai, lantaran pengaruh air pasang surut sungai yang menggenangi halaman.
Atas kondisi tersebut, para siswa dan guru SDN Basirih 10 punya harapan memiliki lapangan sekolah layak.
Siswa Kelas IV SDN Basirih 10 Rival berharap besar miliki lapangan sekolah yang layak untuk bermain bersama teman.
“Soalnya lapangan yang dengan keadaan ada ini, cukup sedih,” ungkapnya, saat ditemui disela-sela kegiatan olahraga, Rabu (7/8/2024).
Sekali lagi, ia menginginkan sekolahnya punya lapangan bermain yang layak dan bagus.
“Karena, pada saat pelajaran olahraga bersama teman-teman bermain di lapangan penuh lumpur. Oleh tak adanya halaman yang memadai untuk bermain,” sebutnya.
Muhammad Alfian juga memiliki harapan yang sama ingin mempunyai halaman sekolah layak dan bagus.
“Soalnya melihat lapangan yang keadaan ada ini cukup sedih dan tak memiliki seperti sekolah lain,” kata murid SDN Basirih 10 ini.
Sementara itu, Guru Olahraga SDN Basirih 10 Haryati mengatakan, para peserta didiknya berolahraga di halaman penuh lumpur setiap pelajaran olahraga.
“Memang seperti ini, karena tidak ada halaman khusus,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap para siswa bisa memiliki lapangan untuk berolahraga seperti sekolah-sekolah lain.
“Semoga saja bisa terwujud memiliki lapangan,” harapnya.
Selama ini, para siswa hanya bisa berolahraga kasti, lari dan bermain skala kecil.
“Jadi ingin agar para siswa bisa belajar olahraga lain,” katanya.
Kepala Sekolah SDN Basirih 10 Irnawati diwakili Guru Ahmad merasa kesusahan dengan keadaan halaman sekolah seperti ini.
“Ketika beraktivitas di luar susah, apalagi dalam konteks siswa dididik merasa ke bhinekaan atau persatuan dengan upacara itu susah mengaplikasikannya,” katanya.
Apalagi, sebutnya, kreativitas terhadap olahraga lapangan menjadi sangat susah. Karena lapangan tidak mendukung.
“Apa yang kami lakukan sebagai pendidik mengupayakan semaksimal mungkin apa yang ada,” jelasnya.
Jadi pihak sekolah sudah berupaya, dengan menshare di media sosial (medsos) dan berupaya berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik).
“Memang ada jawabannya, dari dijanjikan 2023 kemudian ke 2024, terbaru di 2025. Namun harapan kami secepat mungkin, apapun tindak lanjut dari Disdik,” ungkapnya.
Baginya, memiliki lapangan atau halaman yang layak sangat diperlukan sekolah saat ini, sebab untuk kegiatan pembelajaran di luar sekolah bahkan bisa menarik minat orang untuk masuk ke sekolah ini.
“Ini aja ada satu murid yang mau pindah ke SDN Basirih 10, tapi karena melihat lapangan seperti itu becek membuat orang ragu,” ungkapnya.
Dikatakannya, jumlah murid beberapa tahun ini peningkatannya tidak berubah-ubah, tak ada peningkatan dan pengurangan.
“Tahun kemarin yang lulus 5 orang dan sekarang 5 orang juga. Harapannya ketika lapangan sudah jadi dan lebih baik, peminat yang masuk ke sekolah ini banyak,” tukasnya. (shn/smr)