Site icon Seputaran.id

Murid Disabilitas SLB Negeri Pelambuan Berlarian Keluar Sekolah

Murid SLB Negeri Pelambuan Banjarmasin saat menyelamatkan diri pada simulasi kebakaran yang dilaksanakan BPBD Banjarmasin. (foto : shn)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Murid penyandang disabilitas di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pelambuan, Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendadak gempar dan berlarian keluar sekolah untuk menyelamatkan diri, ketika ada tanda bahaya kebakaran.

Dengan wajah panik dan sambil menutup hidung, satu persatu para pelajar itu dengan tertib mengikuti arahan guru dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin, keluar dari ruang kelas kemudian menuruni anak tangga menuju halaman sekolah.

Bahkan, tampak seorang murid dibopong petugas BPBD Banjarmasin menggunakan tandu ke halaman sekolah, untuk diberi pertolongan pertama.

Begitulah sedikit suasana yang tergambar saat Simulasi kesiapsiagaan bencana kebakaran di SLB Negeri Pelambuan Banjarmasin, pada Selasa (18/10/2022).

Dimulai dari evakuasi, pemadaman api, penyelamatan korban terluka dan patah, serta penanganan medis.

“Kegiatan simulasi ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada anak disabilitas, bagaimana menyelamatkan diri atau teman-temannya saat terjadi kebakaran,” kata Kepala SLB Negeri Pelambuan Banjarmasin Salmah.

Menurut dia, simulasi ini didasari dari beberapa kejadian di daerah lain ataupun di sekitar, yang didapati adanya korban disabilitas, karena tidak bisa menyelamatkan dirinya.

“Soalnya biasanya penyandang difabel ada juga yang mendekati tempat kejadian kebakaran. Jadi hal ini dilakukan agar tidak menjadi tontonan dan membahayakan bagi mereka,” ujarnya.

Ia mengatakan, pada siswa pun senang dengan adanya kegiatan ini, karena sifatnya untuk mengedukasi. “Jadi dari yang tidak tahu menjadi tahu akan bahaya kebakaran,” ujarnya.

Salman mengatakan, jumlah siswa dari SD, SMP dan SMA di SLB Negeri Pelambuan ada 176 orang, dengan berbagai latar belakang baik Tunagrahita, Tunarunguwicara, Autis, Tunadaksa dan Tunanetra. Sementara jumlah pengajarnya ada 43 orang dengan 21 ruangan kelas.

“Jumlah siswa bertambah terus sementara sekolah sudah mentok bangunannya. Jadi harapannya mungkin perlu dilakukan relokasi ke tempat yang lebih besar,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Banjarmasin Fahruraji mengatakan, kegiatan ini atas inisiatif dari pihak sekolah dan menyadari berada di kawasan resiko terjadi musibah kebakaran.

Selain itu, juga untuk membentuk tim Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dari BPBD Banjarmasin membantu memberikan edukasi dan pendampingan.

“Dari hasil ini saja bisa terlihat antara siswa dan guru kerjasamanya sudah cukup baik, jadi pada saat terjadi musibah kebakaran tidak menimbulkan korban,” katanya.

Kegiatan ini bisa dibilang pertama kali dilakukan Sekolah SLB di Kalsel, jadi diharapkan di sekolah lain bisa juga dibentuk Sekolah Tangguh Bencana (STB).

“BPBD Banjarmasin menilai kegiatan ini sangat luar biasa dan mengapresiasi, serta mudah-mudahan bisa menginspirasi sekolah lain untuk melakukan hal seperti ini,” tukasnya. (shn/smr)