Site icon Seputaran.id

Mudahkan Tugas, PKB dan PLKB Banjarmasin Terima Motor Operasional

PKB dan PLKB Banjarmasin saat menaiki sepeda motor operasional. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Penyerahan sepeda motor antar jemput Calon Akseptor bagi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) bertempat di Lobby Balai Kota Banjarmasin.

Penyerahan untuk operasional para PKB dan PLKB se-Banjarmasin sebanyak 20 unit sepeda motor. Pengadaan motor operasional ini dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik 2023 ini sekitar Rp 500 juta.

“Mudahan bisa menunjang tugas-tugas mereka menjemput Akseptor KB sekaligus juga masuk ke lokus-lokus penanganan stunting di Banjarmasin,” kata Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, usai penyerahan.

Menurutnya, hal ini kolaborasi program bangga kencana dengan penurunan stunting. Mengingat, stunting sudah menjadi perhatian Nasional.

Sehingga, Banjarmasin juga serius untuk menangani penurunan stunting, termasuk mensukseskan program bangga kencana.

“Mudah-mudahan dengan sepeda motor operasional ini para petugas bisa langsung datang dan melihat kondisinya setiap hari sehingga dapat terpantau perkembangan nya serta ditangani dengan baik,” katanya.

Ibnu mengharapkan, ini mensukseskan target penurunan angka stunting 14 persen dari 22,4 persen.

“Jadi masih ada sekitar 8 persen yang perlu diturunkan Tahun ini. Mudah-mudahan dengan perhatian yang serius target angka stunting bisa tercapai,” tuturnya.

Pemilihan sepeda motor memang sengaja, supaya mudah masuk ke Gang dan Jalan Titian untuk mencapai sasaran.

“Adapun petugas sudah ada 28 orang yang semua sudah memiliki transportasi sepeda motor untuk menunjang tugas mereka,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian, Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Banjarmasin Helfian Noor mengatakan, sepeda motor diserahkan kepada para PKB dan PLKB yang belum memiliki kenderaan sebagai penunjang tugas.

Menurutnya, PKB dan PLKB bertugas mensukseskan Program Bangga Kencana, baik itu pelayanan KIA, pemasangan alat kontrasepsi dan dikaitkan upaya penanganan stunting.

Dijelaskannya, keluarga beresiko stunting itu ada 4 T yakni terlalu banyak anak, muda usia pernikahan, berdekatan dan tua.

“Jadi para petugas yang diberikan transportasi ini mendekati sasaran 4 T,” imbuhnya.

“Ketika ada keluarga beresiko stunting yang miskin dan tidak memiliki transfortasi, para petugas ini lah menjemput untuk dibawa ke fasilitas Puskesmas atau kegiatan pelayanan yang dibuka Kecamatan dan di lokasi tertentu. Tentunya untuk membantu informasi ada Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan SUB PPKBD sebagai penghubung,” tukansya. (shn/smr)