SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Mendekati momen perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melaksanakan monitoring ke sejumlah titik pasar.
Langkah ini diambil guna menjamin stabilitas pasokan dan mengantisipasi lonjakan harga yang kerap membebani daya beli masyarakat di momen-momen tertentu seperti akhir tahun.
Kali ini, rombongan yang dipimpin Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin Yuliansyah Effendi menyisir sejumlah lapak di Pasar Sentra Antasari dan Pasar Beras Muara Kelayan, Kamis (18/12/2025).
Kepala DKP3 Banjarmasin Yuliansyah Effendi menuturkan, pemantauan ini merupakan bentuk antisipasi Pemerintah dalam upaya meminimalisir lonjakan harga di Lapangan. “Sudah menjadi rutinitas kita di akhir tahun terutama menghadapi hari besar Natal dan Tahun Baru untuk dilakukan pemantauan,” ujarnya.
Menjelang akhir tahun, biasanya terjadi permintaan berlebih yang berdampak pada harga. Maka dari itu, pihaknya melakukan monitoring untuk memastikan kesediaan dan apakah pasokan aman atau tidak.
Berdasarkan hasil pantauan dan interaksi di Lapangan, terdapat beberapa komoditas pokok yang mengalami fluktuasi harga. “Dari hasil sidak, seperti Bawang Merah asal Brebes tadi stabil di harga Rp55 ribu per kilo, namun Bawang Bima justru alami kenaikan signifikan dari Rp40 ribu hingga kini menyentuh angka Rp60 ribu per kg,” bebernya.
Sementara untuk Daging Ayam terdapat kenaikan harga sekitar Rp8.000, lalu Telur Ayam mengalami kenaikan tipis Rp1 ribu per kilo. Harga Cabai justru mengalami penurunan dari Rp 70 Ribu menjadi kisaran Rp 58 Ribu sampai Rp 60 Ribu/kg.
“Adapun terhadap komoditi beras, stok beras secara umum masih tercukupi. Beras Alhamdulillah aman, kecuali beras lokal atau Banjar, Berdasarkan informasi dari distributor, ada sedikit kendala di sumber pasokan yang menyebabkan jumlahnya berkurang sehingga terjadi kenaikan harga sedikit,” jelas Yuliansyah.
Lebih lanjut, meski terdapat kenaikan pada jenis tertentu, ketersediaan barang secara keseluruhan masih relatif aman. Dengan kondisi yang ada, Pemko Banjarmasin tetap meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan panic buying, hingga penimbunan barang.
Dia menyatakan, pemerintah akan terus melacak rantai pasok dan melakukan antisipasi terukur guna mengidentifikasi sumber permasalahan bilamana terjadi lonjakan harga yang tidak wajar. “Kami terus memantau dari mana sumber masalahnya jika harga memberatkan masyarakat,” tegasnya.
Namun, dari pantauan hari ini, dinamika yang terjadi masih dalam tahap normal dan wajar sebagaimana siklus tahunan. Dan secara stok semuanya aman, masyarakat tidak perlu khawatir.
“Pemko Banjarmasin terus berkomitmen untuk menjaga komunikasi dengan para distributor agar arus pasokan barang ke pasar-pasar di Kota Banjarmasin tetap lancar hingga pergantian tahun nanti,” sebutnya.
Salah seorang toko beras Hj Rahmah menuturkan, ada mengalami kenaikan harga beras sekarang. Dari 1 karung itu Rp550 ribu sekarang sampai Rp700 ribu. Jadi ada kenaikan sekitar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per karungnya. “Tergantung kualitas dan mutu barangnya,” ucapnya.
Kalau seperti Mayang, sekarang Rp700 ribu tertinggi dan terendah atau biasa saja Rp650 ribu per karungnya. Sedangkan Siam dari Rp430 ribu sekarang Rp550 ribu. “Karena memang kondisi stoknya sedikit, mungkin akan mengalami kenaikan terus untuk lokal atau banjar,” bebernya.
Kalau beras luar tetap saja harganya standar. Masih dikisaran Rp350 ribu sampai Rp400 ribu per karungnya. Faktor adanya kenaikan itu oleh gagal panen dan daerah tertentu yang tidak menghasilkan padi.
“Jadi stok padi nya tidak ada, walaupun diminta terus tapi hasilnya dipanen banyak yang kosong atau hampa,” tukasnya. (shn/smr)
