Site icon Seputaran.id

Momentum Hari Guru, Pelajar SMPN 32 Banjarmasin Bagi Buket Bunga

Pelajar SMPN 32 Banjarmasin memberikan buket bunga kepada para guru di sekolah setempat, pada momen peringatan Hari Guru Nasional. (foto : shn)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Momentum peringatan Hari Guru Nasional ke-77, pelajar SMPN 32 Banjarmasin memberikan buket bunga kepada para guru sekolah setempat, Jumat (25/11/2022).

Kepala SMPN 32 Banjarmasin Suriasa mengatakan, yang dilakukan muridnya tersebut sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan  terhadap para guru.

“Saya merasa bangga kepada anak-anak yang telah memperhatikan guru di Hari Guru ini dengan memberikan hal tersebut,” katanya.

Selain itu, kata dia, ini merupakan sebuah kehormatan dan kebanggan tersendiri bagi guru-guru yang selama ini telah mendidik.

“Walaupun saya baru disini, tapi mungkin hal itu sudah jadi tradisi, biasanya juga membuat nasi tumpeng, oleh karena spontan mereka hanya memberikan bunga saja,” ujarnya.

Ia mengatakan, di SMPN 32 Banjarmasin ada sebanyak 15 guru, yang mana hampir 50 persen adalah guru tenaga honorer.

“Sedangkan jumlah siswanya secara keseluruhan ada sebanyak 137 terdiri dari laki-laki maupun perempuan,” katanya.

Sementara itu, Guru Honorer di SMPN 32 Banjarmasin Hendri Rosadie mengatakan, sudah 18 tahun setia mengabdi menjadi seorang pendidik.

Pada momen Hari Guru ini, ia memiliki sebuah harapan besar, agar menjadi tenaga pengajar berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Mengingat baru di tahap ketiga ini, ada formasi guru Bahasa Inggris sehingga baru bisa mengikuti seleksi dan sudah lulus tahap seleksi administrasi PPPK.

“Mudah-mudahan berkat dari peringatan Hari Guru ini bisa lulus. Dan tentu menjadi kado terindah baginya. Harapan itu juga ditujukan kepada teman-teman honorer lainnya di seluruh Indonesia yang saat ini terus berjuang untuk mendapat kesejahteraan dari profesi yang dijalani selama ini,” jelasnya.

Meski menjadi guru honorer hanya mendapat gaji yang tak seberapa, tidak membuat berniat Hendri Rosadie untuk mengganti profesi di bidang lain.

“Soalnya dari awal pengen jadi guru, karena mungkin dari darah turunan kakek saya seorang guru juga. Jika mengingat awal-awal menjadi guru, dpernah hanya menerima gaji Rp 65 ribu per bulan pada 2004-2005,” ujarnya.

Namun, kata dia, berkat kegigihan menjalani profesi mulia itu, secara bertahap gaji mengalami kenaikan, karena sudah tenaga honorer kategori 2.

“Walaupun masih terbilang kecil yakni hanya Rp 1,7 juta per bulannya. Tapi Alhamdulillah diperhatikan juga oleh pemerintah,” tukasnya. (shn/smr)