Site icon Seputaran.id

Lepas Kirab Akbar 1000 Santri, Ibnu Sina : Santri Harus Multitalent

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina saat melepas Kirab Akbar 1000 Santri pada peringatan Hari Santri Nasional 2022 di Halaman Balaikota Banjarmasin. (foto : shn)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Memperingati Hari Santri Nasional 2022 ada gelar Apel siaga dan Kirab Akbar 1000 Santri, di Halaman Balaikota Banjarmasin, Rabu (2/11/2022).

Usai melepas kirab santri tersebut, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengucapkan selamat dan para santri di Banjarmasin turut bersuka cita dengan adanya gelaran Hari Santri Nasional.

Ia pun mengenang, santri dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yakni resolusi jihad pada 10 November.

Baginya, itu merupakan momentum kebangkitan bagi Indonesia.

Selain itu, para santri di pondok pesantren kyai dan ustadz  memang sejak awal ikut berjuang untuk kemerdekaan indonesia. Menurut sejarah, banyak para alim ulama yang tercatat menjadi tokoh Pahlawan Nasional.

“Dari spirit dan semangat santri di masa lampau terus bisa dikobarkan untuk santri masa kini,” ujarnya.

Jangan sampai, kata dia, santri nantinya hanya disuruh jadi tuan guru saja. Tapi harus multitalent.

“Jadi dengan adanya Hari Santri ini, menjadi momentum kita untuk terus mengawal agar berbuat baik untuk bangsa dan negara,” ingatnya.

Hal itu, kata Ibnu, sebagaimana pesan dari Kementerian Agama (Kemenag) RI yang mengharapkan para santri bisa berkecimpung dalam setiap pembangunan.

“Kalau dulu spirit perjuangan merebut kemerdekaan, sekarang berjuang untuk membangun bangsa dan negara terutama Banjarmasin,” jelasnya.

Sehingga, para santri juga harus terlibat dalam berbagai aspek baik itu bidang kebersihan, menjaga fasilitas publik dan lainnya.

“Apalagi banyak yang hilang nih fasilitas publik seperti tutup drainase, maka ayo kita kawal sama-sama dan jaga Itulah hal sederhananya,” tekannya.

Sementara Ketua Panitia Kirab Akbar 1000 Santri Aldi Fachrisaldi Putera mengatakan, kegiatan dimulai dengan apel pagi dan dilanjutkan dengan kirab akbar 1000 santri, pembagian dorprize dan penampilan bakat.

“Kurang lebih 750 santri se-Banjarmasin hadir meramaikan kegiatan ini, tentu tidak lepas dari rasa perjuangan dari embrio pada 22 Oktober yang ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional,” katanya.

Menurutnya, kegiatan ini menjadi perjuangan para santri untuk tetap eksis dalam mengisi ruang publik untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan para Santri dan Kyai.

“Jadi hari ini merupakan rangkaian puncaknya  yakni dengan kirab santri,” katanya.

Di sisi lain, diakuinya pemerintah sudah memperhatikan para santri, salah satunya penetapan secara resmi Hari Santri Nasional yang disemarakkan berbagai daerah yang berbasis santri luar biasa.

Pun demikian, ia meminta tidak hanya memperhatikan pendidikan para santri saja, tapi ada kebijakan mendistribusikan santri sesuai dengan minat dan bakat.

Aldi juga mengapresiasi, program pemerintah yang sangat mendukung dengan keberadaan santri. Salah satunya dengan penyediaan beasiswa santri yang diberikan negara langsung, khususnya yang memiliki prestasi luar biasa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi.

“Serta berbagai macam perhatian pemerintah untuk santri, saya kira sudah luar biasa,” sebutnya.

Meski masih banyak kekurangan, namun Aldi menyatakan, di Banjarmasin minat menjadi santri masih rendah. Itu dapat dilihat dari keberadaan pondok pesantren yang masih belum banyak.

“Karena orang beranggapan pesantren ini hanya berkutik pada ilmu agama saja, makanya ini perlu kita jelaskan kepada masyarakat bahwa santri bisa mencakup berbagai bidang, misalnya sosial, politik, ekonomi dan lainnya,” pungkasnya.

Sedangkan, dari Ketua Komisi III DPRD Banjarmasin  Hilyah Aulia mengatakan,

tentunya respon dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin sangat bagus sekali, apalagi hari santri ini diadakan.

Padahal, katanya, para santri juga termasuk generasi bangsa yang akan meneruskan pembangunan di Banjarmasin.

Lain sisi, ia menuturkan, DPRD Banjarmasin saat ini lagi mengodok Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Fasilitas Penyelenggara Pesantren.

“Jika ditetapkan menjadi Perda nantinya, tentunya bertujuan untuk membantu pondok-pondok pesantren yang ada di Banjarmasin,” tukasnya. (adv/shn/smr)