Site icon Seputaran.id

Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Capai 90 Kasus

Kepala UPTD PPA di DP3A Banjarmasin Susan. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Kasus kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Banjarmasin mengalami lonjakan signifikan di awal hingga pertengahan 2025.  Sebanyak 90 kasus telah terdata sejak Januari hingga Juni 2025.

Rincinya, pada Januari ada 25 kasus, Februari 24 kasus Maret 3 kasus, April 12 kasus, Mei 13 kasus dan Juni 13 kasus. Total 30 orang Anak Laki-laki, 26 orang Anak Perempuan dan 34 orang Perempuan.

Diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Banjarmasin Susan, baru setengah tahun berjalan sudah ada sebanyak itu kasus.

Ia menyebut, untuk Januari ada 5 perempuan, 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Selanjutnya, pada Februari ada 15 perempuan, 8 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

“Kalau di Maret ada 2 perempuan, 1 anak laki-laki dan anak perempuan tidak ada,” tuturnya, saat ditemui awak media di kanto Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), Kamis (3/7/2025).

Sedangkan di April ada 4 perempuan, 3 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Sementara di Mei ada 3 perempuan, 6 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Terakhir di Juni ada 5 perempuan, 2 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

“Jadi total di Januari sampai Juni untuk perempuan ada 34 kasus, sedangkan anak laki-laki 30 kasus dan anak perempuan 26 kasus,” beber Susan.

Ia menyebut, kasus paling mendominasi adalah seksual dan psikis. Untuk kasus perempuan itu kekerasan psikis ada 27 orang, seksual 2 orang.

Kalau untuk anak laki-laki seksual 11 orang, bila anak perempuan seksual 11 orang dan psikis 7 orang.

“Faktornya itu ekonomi, pendidikan, krisis moral baik agama dan lingkungan keluarga,” imbuhnya.

Baginya, tren kasus ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. “Sebab, di tahun sebelumnya hanya sekitar 180 kasus totalnya dan sampai Juni tidak sampai segitu,” jelasnya Susan.

Ia pun menyatakan, ini menjadi perhatian pihaknya dan berterima kasih kepada masyarakat yang mau memang berani berbicara terjadi kekerasan lingkungan sekitarnya.

“Memang kita mengerjakan, menyelesaikan dan mendampingi korban kasus kekerasan. Berharap kepada masyarakat tetap berani berbicara dan melaporkan hal apapun yang terjadi di lingkungan sekitarnya,” tukasnya. (shn/smr)