SEPUTARAN.ID, BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Sahbirin Noor atau Paman Birin mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada, menyusul terjadinya gempa tektonik yang terjadi wilayah Laut Jawa hingga berdampak ke sejumlah daerah di Kalsel, Jumat (22/4/2024).
Dikatakan Paman Birin , berdasarkan hasil konfirmasi pihaknya melalui BPBD Kalsel, dengan Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Balikpapan , terjadinya getaran di sejunlah wilayah Kalsel adalah efek genpa tektonik yang terjadi wilayah Laut Jawa Jumat (22/3/2024) .
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 5,92° LS ; 112,35° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 114 Km arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur kedalaman 12 km,” jelas Paman Birin.
Gempa yang terjadi merupakan gempa tektonik kategori rendah dan tidak berpotensi tsunami.
BPBD Kalsel sejak peristiwa gempa pertama pada 13 Februari 2024 telah mengeluarkan instruksikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan 1×24 jam.
“Bahkan saya telah menugaskan agar BPBD terbang ke Balikpapan untuk berkoordinasi dan menggali informasi kepada Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Balikpapan, sebagai insitusi resmi penganalisa gempa,” terangnya.
Hasil audensi tersebut telah terjalin kerja sama penguatan mitigasi gempa . Bahkan akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kersama sama di bidang mitigasi bencana.
Berkaitan dengan gempa tektonik yang terjadi, gubernur berharap, masyarakat tetap tenang namun tetap waspada.
Sementara itu Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Balikpapan Rasmid saat dikonfirmasi menjelaskan, gempa bumi yang terjadi di Kalsel merupakan gempa tektonik kategori rendah dan tidak berpotensi tsunami.
“Gempa yang terjadi merupakan afek guncangan gempa yang terjadi di Timur Laut Tuban, Jawa Timur,” terangnya.
Kejadian dan Parameter Gempa bumi, pada Jumat 22 Maret 2024 pukul 15.52.58 WIB wilayah Laut Jawa diguncang gempa tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 5,92° LS ; 112,35° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 114 Km arah Timur Laut Tuban, Jawa Timur pada kedalaman 12 km.
Dikatakan Rasmid, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip)
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di Pulau Bawean dengan intensitas V-VI MMI (Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, barang-barang/pajangan berjatuhan terjadi kerusakan ringan di daerah Blora, Madura, Gresik, Surabaya, Kabupaten Banjar dengan skala intensitas III-IV MM bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Mojokerto, Banjar Baru, Sampit, Banjarmasin, Martapura, Balikpapan, Tanah Grogot, Malang, Lumajang, Madiun, Nganjuk, Pasuruan, Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Semarang dengan skala intensitas II-III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu dan daerah Yogyakarta, Kulon Progo, Kebumen, Temanggung, Blitar dan Solo dengan skala intensitas II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Berdasarkan laporan dari masyarakat gempabumi ini menimbulkan kerusakan di Pulau Bawean. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Gempabumi ini merupakan bagian rangkaian gempabumi Laut Jawa M6,0 yang terjadi pada pukul 11:22:45 WIB. Hingga pukul 16.15 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 22 aktivitas gempa bumi. (rilis/smr)