Site icon Seputaran.id

Jumlah Investor Saham di Pasar Modal di Kalsel Meningkat Cukup Bagus

Kegiatan update perkembangan pasar modal di Kalsel dan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia oleh BEI Kalsel. (foto : smr/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Jumlah investor saham di Pasar Modal Indonesia terus meningkat di penghujung 2024 ini.

Jumlahnya meningkat lebih dari 2 juta investor baru atau 16,81 persen, dibandingkan dengan akhir 2023 yang hanya berjumlah 12,17 juta investor.

Mayoritas investor didominasi gen Z dan milenial serta investor muda berusia di bawah 30 tahun.

“Jumlah investor pasar modal di Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami peningkatan cukup bagus sebesar 10.548 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 6,57 persen dibandingkan akhir tahun lalu. Sedangkan jumlah Investor pasar modal di Kalsel mencapai 170.863 SID sesuai data selama Januari sampai September 2024,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan BEI Kalsel Yuniar dalam kegiatan update perkembangan pasar modal di Kalimantan Selatan dan perkembangan pasar modal syariah di Indonesia di Space Ground Banjarmasin, Senin (4/11/2024).

Menurutnya, pencapaian ini tidak lepas dari berbagai sosialisasi dan edukasi serta literasi kepada warga.

Sepanjang 2024, telah melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pasar modal, sebanyak 538 kegiatan dengan melibatkan sekitar 54.830 peserta.

Terkait situasi Pilkada se Indonesia, menurut Yuniar, kalau melihat tentang perkembangan pasar modal, pengaruhnya dengan politik saat ini, harus dilihat sektor yang akan berpengaruh dalam pergerakan saham.

“Jika dilihat sektor logistik karena pengadaan kebutuhan untuk Pemilu cukup besar dan berdampak pula pada sektor komunikasi, tapi apakah signifikan ke masing-masing perusahan, maka perlu dicek lagi,” jelasnya.

Sementara Kepala Unit Pengembangan Produk Syariah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kalsel Yunan Akbar menyatakan, pasar modal syariah menjadi pilihan warga untuk berinvestasi. Bahkan trennya terus meningkat dan bertumbuh positif, setiap tahunnya.

“Pengetahuan atau literasi terkait pasar modal syariah masih bagus, stigma bila pasar modal atau jual saham itu judi, masih ada,” tuturnya.

Pertama kali yang harus dikerjakan, adalah meningkatkan literasi warga. “Jangan sampai orang kada mengerti pasar modal kemudian masuk ke pasar modal, akhirnya marah-marah dan menyalahkan sistem. Sebenarnya sebelum masuk ke investasi maka harus dipelajari terlebih dahulu baru melakukan aksi,“ pungkasnya. (rilis/smr)