Site icon Seputaran.id

Incar Predikat Kota Sangat Inovatif, Bappeda Litbang Gelar Bimtek 

Bimtek Inovasi Daerah Banjarmasin 2024. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Peningkatan kualitas dan perbaikan Inovasi Daerah di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Banjarmasin menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Inovasi Daerah Banjarmasin 2024.

Kegiatan berlangsung selama 2 hari dari 17-18 Juli 2024, di Best World Kindai Hotel Banjarmasin.

Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor mengharapkan, lewat kegiatan ini, masing-masing SKPD mempunyai wawasan khususnya inovasi daerah. Utamanya menciptakan inovasi dan perbaikan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

“Sehingga memang benar bisa melakukan inovasi yang mewujudkan Banjarmasin Baiman (Banjarmasin Barasih Wan Nyaman) di masing-masing SKPD,” katanya saat membuka Bimtek tersebut, Rabu (17/7/2024).

Kemudian, kata dia, mampu menciptakan pelayanan, baik itu dari sisi perdagangan, ekonomi, sosial, keagamaan dan lainnya.

“Apakah pelayanan yang selama ini diberikan kepada masyarakat sudah maksimum baik itu kesehatan, layanan publik dan lainnya,” tanyanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penelitian dan Penelitian dan Pengembangan pada Bappeda Litbang Banjarmasin Thius Salan mengatakan, Bimtek ini terkait peningkatan kualitas inovasi daerah yang dilaporkan Pemko Banjarmasin kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dalam rangka meningkatkan indeks inovasi daerah.

Dikatakannya, narasumber Bimtek dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kemendagri, untuk bisa membantu bersama SKPD guna meningkatkan kualitas pelaporan.

“Supaya indeks inovasi daerah bisa meningkat dan predikat Banjarmasin pada tahun ini memperoleh Kota Sangat Inovatif dan bisa menjadi salah satu Kota Terinovaif di Indonesia,” ungkap Thius.

Dikatakannya, pihaknya sudah pernah melakukan coaching clinic inovasi ke masing-masing SKPD, dan ternyata banyak mengalami kesulitan dalam pelaporan.

“Pada dasarnya setiap SKPD sudah cukup inovatif, cuma kesulitannya dalam hal pelaporan. Karena ada beberapa hal yang sifatnya administratif harus dipenuhi,” ucapnya.

Selain itu, inovasi yang diciptakan ada trail dan error dan masing-masing SKPD ada mengalami kesulitan melanjutkan inovasinya.

“Setelah kami coaching clinic, ternyata inovasi dari masing-masing SKPD itu sebenarnya masih relevan cuma memang perlu pengembangan,” terangnya.

Melalui kegiatan ini, dia berharap bisa sama-sama meningkatkan kualitas pelaporannya dan sama-sama perbaikan dalam inovasi.

“Karena bagaimana Inovasi yang dilakukan sebaik apapun, kalau pelaporannya buruk tentu indeksnya bakal kurang baik juga,” tukasnya. (shn/smr)