Site icon Seputaran.id

Hasil Belajar Guru Penggerak Angkatan 9 Banjarmasin Membanggakan Walikota 

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina saat melihat karya guru penggerak angkatan 9 Banjarmasin. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Kegiatan Lokakarya 7 Festival Panen, Hasil Belajar Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Banjarmasin digelar di Hotel Banjarmasin Internasional (HBI), Sabtu (27/4/2024).

Pada kegiatan itu, hasil belajar guru penggerak angkatan 9 angkatan ditampilkan.

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, ada 98 guru yang ikut dalam program tersebut. Dan program tersebut tidak mudah, karena selama 6 bulan pendidikannya.

“Memang setelah menjadi guru penggerak pasti berbeda dari guru biasanya. Namun, sesuai Permendikbud bahwa mereka alumni guru penggerak di prioritaskan menjadi Kepala Sekolah (Kepsek),” jelasnya di sela kegiatan.

Oleh karena itu, sekarang tidak ada lagi Calon Kepala Sekolah (Cakep), jadi harus guru penggerak.

Ibnu mengungkapkan, di Banjarmasin masih kurang kepala sekolah, soalnya masih ada yang bukan dari guru penggerak.

Baginya, dengan adanya guru penggerak sebagai apresiasi dari menteri untuk Banjarmasin dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Tentunya di sekolah-sekolah, kualitas pendidikan akan meningkat dan secara keseluruhan.

“Soalnya Banjarmasin menjadi salah satu barometer pendidikan di Kalsel. Jadi perlu guru dan tenaga pendidik lebih baik,” ucapnya.

Ia menyadari, tidak bisa menghasilkan anak didik yang berprestasi dan berkualitas, kalau guru-gurunya tidak ada kualitasnya.

“Jadi, kalau guru penggerak ini, Insya Allah ada garansi para tenaga pendidiknya lebih baik dibandingkan guru biasanya,” jelasnya.

Terkait hasil karya para guru yang tampil pada festival ini, Ibnu menilai, banyak kreativitas dan inovasinya. Baik itu terkait lingkungan, media pembelajaran, robotik dan umum, karena dapat menunjang proses belajar-mengajar.

“Misalnya belajar membaca Al Quran dan Asmaul Husna tapi dikemas dengan berbagai macam implementasinya. Tentunya hasil nya sungguh membanggakan dari para guru penggerak,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Balai Guru Penggerak Kalsel Dr Abdul Kamil Marisi mengatakan, Lokarya 7 merupakan sesi terakhir yang dilaksanakan guru penggerak.

Dijelaskan, lokakarya itu, ada 1-6 yang merefleksikan hasil pembelajaran dan implementasi di dalam kelas. Sedangkan Lokakarya 7 ini menyatukan seluruh kemampuan dan hasil-hasil praktek untuk dijadikan sebuah produk.

“Makanya disebut Lokakarya atau panen hasil belajar. Jadi masing-masing peserta menampilkan karya-karyanya di Lokakarya 7 ini,” ungkapnya.

Ia mengharapkan, bagi guru penggerak terus diberikan motivasi, agar menjadi tenaga pendidik terbaik bagi siswa-siswanya.

Dia menginginkan, guru penggerak perlu ditambah terus, soalnya untuk pemimpin pembelajaran. Khususnya menjadi pengawas dan kepala sekolah.

“Tentunya masih membutuhkan banyak guru penggerak. Akan tetapi bukan membutuhkan banyak guru lalu menurunkan kualitas, tetap saja mengedepankan kualitas,” tukasnya.(shn/smr)