Site icon Seputaran.id

DLH Kesulitan dapat Data untuk Penyusunan KLHS RPJPD Banjarmasin 2025-2045

Kepala DLH Alive Yoesfah Love. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Banjarmasin 2025-2045 mulai dibahas.

Di mana lewat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin membahas pola pembangunan Banjarmasin untuk 20 tahun ke depan.

Bagi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin Alive Yoesfah Love, penyusunan KLHS ini memerlukan sinergitas antara DLH dan dinas atau instansi lain.

“Karena bagaimana pun, saat ini kami cukup sulit untuk mendapatkan data-data dari beberapa dinas. Bahkan sampai bersurat dua kali baik melalui Sekretaris Daerah maupun kami DLH untuk dinas-dinas terkait melakukan kelengkapan data-data untuk KLHS,” katanya disela-sela kegiatan penyusunan KLHS RPJPD Banjarmasin di Hotel Victoria, Rabu (8/11/2023).

Baginya, sebuah kota perlu tatanan pembangunan mempunyai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

“Tapi bila tanpa adanya data dan bukti dukung yang kami butuhkan memang valid dari dinas terkait. Maka untuk pengambilan keputusan kedepannya kita akan bias,” ketusnya.

Oleh karena itu, ia berharap, ada beberpa dinas yang sudah dimintai data-data untuk dilengkapi.

“Mudah-mudahan di akhir-akhir setelah kajian ini sudah dikeluarkan nantinya. Maka itu sudah dilengkapi semuanya. Kami juga berharap partisipasi aktif masyarakat,” jelasnya.

Ia melanjutkan, Banjarmasin saat ini daya dukung dan daya tampungnya sangat tidak mendukung. Padahal, untuk pembangunan kedepan, kajian ini harus disusun guna mensiasati untuk pembangunan berkelanjutan.

Alive mencontohkan, berdasarkan data dari tim yang melakukan penelitian sungai, bahwa sungai di Banjarmasin mulai penyempitan dan pendangkalan, kemudian juga untuk permukiman sudah padat.

“Kemudian ada beberapa kecamatan yang tidak bisa lagi untuk dibangun ekplorasi, pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat sulit serta kualitas air,” terangnya.

Jadi, dia berharap, dengan adanya data-data tersebut bisa melakukan tindakan dan sikap tata kelola untuk pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan bagi Banjarmasin 20 tahun ke depan.

“Misalnya resapan air sudah berkurang lantaran perumahan dan pertokoan, perlu disiasati apakah dibikin embung atau penampungan air. Agar ketika terjadi musim hujan dan mengakibatkan banjir bisa mengurangi. Kemudian misalnya dengan membangun rumah panggung dan tidak ada urukan itu yang harus dilakukan,” tukasnya. (shn/smr)