Site icon Seputaran.id

Ditinggal Pergi Ketua Dewan Kalsel, Aksi Demo BEM se-Kalsel di Gedung DPRD Memanas

Aksi saling dorong warnai demo di depan gedung DPRD Kalsel. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Aksi demo ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan (Kalsel) di Gedung DPRD Kalsel awalnya berjalan aman menjadi memanas, Senin (24/11/2025).

Sebelumnya, mahasiswa meminta adanya diskusi dengan Ketua DPRD Kalsel di dalam Ruangan. Awalnya, Ketua DPRD Supian HK menyetujui hal itu dari negosiasi hanya boleh 20 orang.

Kemudian meminta dua perwakilan mahasiswa masuk untuk melihat ruangan yang akan dijadikan tempat berdiskusi. Setelah tiba di lantai tiga. Kedua mahasiswa itu diminta Supian HK melihat ruangan di lantai empat.

Namun, saat ditunggu di lantai empat oleh awak media, rombongan Supian HK dan mahasiswa tak kunjung tiba. Kemudian turun ke lantai satu dan melihat mobil Supian HK yang berplat nomor DA 3 sedang diganti dengan plat sipil.

Tak lama kemudian, terlihat Supian HK turun dan memasuki mobil yang sudah diganti dengan plat DA 1332 JA. Kepergian mobil itu disusul dengan amarah ratusan mahasiswa yang berusaha masuk ke dalam area Rumah Banjar atau Kantor DPRD Kalsel.

Meski telah dicoba negosiasi kembali, aksi saling dorong antara aparat kepolisian yang berjaga dengan para mahasiswa itu tak terelakkan.

“Telah menerima suara perwakilan mahasiwa dan mengajak perwakilan untuk berdiskusi di dalam Gedung DPRD hingga pukul 17.00 Wita,” kata Supian HK singkat di hadapan aksi demo.

Namun kemudian memutuskan untuk pergi meninggalkan gedung oleh mau pergi bandara, karena ada urusan.

“Adek-adek kita berdiskusi di dalam, tetapi hanya perwakilan. Ruangnya tidak memadai, karena ruangan hanya mampu untuk beberapa orang tetapi tidak bisa semuanya. Saya hanya bisa berdiskusi sampai pukul 17.00 Wita,” ujarnya.

Supian HK mengaku, telah mendengarkan semua orasi disampaikan. “Nanti ketika telah disampaikan ke pusat, tinggal mereka saja lagi seperti apa,” jelasnya.

Ia menyatakan, sependapat atas penolakan yang disampaikan mahasiswa terhadap Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang tidak berpihak kepentingan rakyat.

Bahkan, Supian HK siap mendukung dan mendatangani tuntutan pendemo, asalkan untuk kepentingan masyarakat. “Apalagi kepentingan untuk masyarakat pasti lah tanda tangan,” tegasnya.

Sementara itu, orator dari Universitas Lambung Mangkurat Adi Jayadi menuturkan, demo ini menyuarakan beberapa poin tuntutan. “Kami bakal koperatif sampai poin tuntutan hingga di acc oleh dewan. Namun kenyataannya kesepakatan di awal bersama teman BEM Se-Kalsel deal berdiskusi di dalam. Lalu diminta cek ruangan dan ke luar gedung lagi, tidak sesuai kesepakatan diawal,” ungkapnya.

Ia menyatakan, makanya mosi tidak percaya dengan DPRD disampaikan, termasuk tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa. “Setelah ini bakal ada lagi aksi demo untuk jilid-jilid selanjutnya,” tegasnya.

Menurutnya, pihaknya akan tetap memperjuangkan hak rakyat. Jadi, secepatnya bakal ada gerakan kembali.

“Tadi menyuarakan penolakan atas pengesahan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang tidak berpihak kepentingan rakyat. Kemudian mengenai tambang ilegal, lalu Motor brebet diduga akibat BBM Pertalite Campur Etanol dan kelangkaan BBM Pertamax. Termasuk penolakan penetapan Pegunungan Meratus sebagai Taman Nasional Meratus,” tandasnya. (shn/smr)