Site icon Seputaran.id

Dirazia Kembali Muncul, Segini Penghasilan Manusia Silver Perhari

Kandinsos Banjarmasin Nuryadi. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Manusia silver saat ini menjadi fenomena yang marak di Banjarmasin. Tak jarang, manusia silver ini ditemui di persimpangan lampu merah.

Keberadaan manusia silver ini cukup mengganggu dan dirasa membahayakan pengguna jalan.

Bahkan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banjarmasin telah melakukan razia terhadap manusia silver, namun kembali muncul lagi.

Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Banjarmasin Nuryadi mengungkapkan, sejauh ini pihaknya sudah mendata ada 11 manusia silver yang telah diamankan Rumah Singgah usai dirazia.

Dari 11 orang, rata-rata yang berprofesi sebagai manusia silver itu adalah anak di bawah umur. “Bahkan ada usia 11 tahun yang diamankan dan kebanyakan masih belasan tahun usianya,” tuturnya.

Menurut Nuryadi maraknya manusia silver ini, dikarenakan penghasilannya yang lumayan. Dalam seharinya bisa mendapatkan ratusan ribu. “Bahkan dalam seharinya bisa menghasilkan Rp200 ribu hingga Rp300 ribu,” ungkapnya.

Bagi Nuryadi, manusia silver, hampir persis seperti pengemis dengan harapan belas kasihan pemberian dari pengguna jalan yang melintas.

“Maka tidak heran, setelah dilakukan razia dan dikembalikan. Tak jarang manusia silver ini kembali menggeluti menjadi manusia silver,” jelasnya.

Pun demikian, sanksi tegas tidak bisa diberikan, karena manusia silver sekedar minta-minta dan dari sisi kemanusiaan juga tidak bisa dilakukan. Untuk itu, pentingnya hal ini jadi atensi bersama terutama masyarakat untuk tidak lagi memberi uang terhadap manusia silver dan pengemis jalanan lainnya.

Pasalnya, tanpa sadar hal itu memicu sifat malas bekerja dan merusak generasi muda, karena memang kebanyakan yang bekerja seperti itu adalah anak di bawah umur. “Jadi tinggal masyarakat saja lagi yang menyikapinya seperti apa,” pintanya.

Sementara Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin melalui Dinsos Kota Banjarmasin hanya bisa melakukan pembinaan dan pelatihan, termasuk orang terlantar yang berada di Rumah Singgah.

Pembinaan dan pelatihan yang diberikan tentunya bertujuan agar memiliki keahlian dan berpenghasilan sendiri. Supaya bisa mandiri dan berpenghasilan sendiri.

“Makanya kami terus data agar mereka bisa diikut sertakan dalam pelatihan keahlian, baik yang digelar Pemko maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov),” tukasnya. (shn/smr)