Site icon Seputaran.id

Dinas PUPR Genjot Perbaikan Jalan Titian Kampung Hijau 

Perbaikan titian Kampung Hijau yang digenjot pengerjaannya. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin terus menggenjot perbaikan jalan titian Kampung Hijau yang ambruk. Termasuk spot-spot titian yang rusak.

Kepala Dinas PUPR Banjarmasin Suri Sudarmadiyah mengungkapkan, perbaikan titian itu ada 14 titik di dua Kelurahan yakni Kelurahan Melayu dan Sungai Bilu. Namun yang jadi prioritas perbaikan memang titian yang ambruk dan progres pengerjaan sejak awal September lalu hingga saat ini sudah jalan 30 persen.

“Untuk saat ini sudah sekitar 52 meter dari total yang dikerjakan 88 meter,” ucapnya, saat ditemui awak media, Senin (8/9/2025).

Ia mengatakan, saat ini, perbaikan fokus menyambung titian jalan yang ambruk dan bagian yang rusak agar mobilitas warga sekitar tetap terjaga.

Dan jalan titian dibangun menggunakan kayu ulin dan akan dicor beton pada bagian atasnya. Namun tebal beton akan disesuaikan, agar tidak membebani struktur pondasi yang ada. “Menargetkan proyek ini akan rampung di minggu ketiga Desember 2025,” tegas Suri.

Ia mengharapkan, pihak kontraktor pelaksana bisa mempercepat pengerjaan tanpa mengabaikan kualitas kontruksi. Dan kendala utama saat ini ada pada mobilisasi alat berat dan ketersediaan bahan baku kayu ulin

Sembari menunggu rampungnya perbaikan, warga sekitar tetap bisa beraktivitas dengan memanfaatkan akses jalan sementara yang telah disiapkan Pemerintah. “Di samping memang, di kawasan tersebut memang ada jalan-jalan kecil yang tembus keluar,” imbuhnya.

Sejarah dibangunnya titian itu, selain sebagai akses jalan dan juga berfungsi strategis sebagai pembatas fisik agar pemukiman warga tidak meluas ke badan sungai.  Desain kawasan ini mengusung konsep dua wajah rumah, yakni menghadap ke sungai dan ke gang kecil di samping pemukiman.

“Jadi sebenarnya Rumah disana punya akses Gang sendiri. Tapi titian ini penting untuk penataan kota dan mencegah pemukiman liar di bantaran sungai,” tukasnya. (shn/smr)