Site icon Seputaran.id

Diikuti 1.000 Peserta, Menjelujur Massal Kain Sasirangan Pecahkan Rekor LEPRID

Peserta yang berjumlah sekitar 1.000 orang saat ikut menjelujur massal kain Sasirangan di Siring Menara Pandang. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Dalam rangkaian peringatan Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) ke-7, kegiatan Menjelujur massal kain Sasirangan digelar di Siring Menara Pandang, Minggu (12/03/2023).

Kegiatan diikuti baik dari Kader TP-PKK, PKK Kecamatan, Guru dan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Banjarmasin.

Total peserta ada 1.000 orang, rinciannya 525 pelajar perwakilan 35 SMP se-Banjarmasin dan sisanya 475 dari umum.

Sehingga kegiatan Menjelujur massal kain Sasirangan ini, mendapat prestasi yakni Pemecahan Rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).

Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor mengatakan, terimakasih kepada seluruh stakeholder yang berperan dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut hingga mampu memecahkan rekor LEPRID.

Menurut dia, hasil itu berkat kolaborasi seluruh lapisan, mulai dari Pemerintah, para Guru, hingga peserta didik dan masyarakat pada umumnya.

“Semoga dengan pemecahan rekor ini, bisa lebih memperkenalkan lagi Sasirangan sampai ke luar daerah dan luar negeri dan dapat memberikan edukasi kepada anak sekolah,” ujarnya.

Sehingga, ada penerus dan generasi selanjutnya yang bisa menciptakan kreativitas dan inovasi untuk membuat kain sasirangan.

“Tak lupa terima kasih juga kepada LEPRID yang telah memberikan piala, piagam dan kalung medali sebagai bentuk prestasi,” pungkasnya.

Sementara itu, Staff Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kemenparekraf RI Raden Kurleni Ukar mengatakan, sudah tiga hari berada di Banjarmasin, ada banyak mendapatkan ilmu serta pelajaran khususnya dalam pembuatan kain Sasirangan.

Menurut dia, karya yang membanggakan bagi Banjarmasin perlu dilestarikan dan perlu diberikan nilai tambah, untuk bisa menjadikan nilai pariwisata.

“Apalagi banyak sejarahnya dan ini kalau bagi kami, harus dibungkus menjadi story nomik (cerita budaya lokal menjadi sesuatu), bagi pariwisata inilah yang bisa membedakan untuk wisatawan baik manca negara maupun wisatawan lokal,” jelasnya.

Sebab, kata dia, bisa menjadi nilai jual bagi pariwisata, apalagi setelah mengetahui betapa susahnya membuat kain sasirangan.

“Jadi bagi kami melalui kegiatan ini bagaimana dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendatangkan wisatawan serta nilai jual produk tersebut,” tuturnya.

Sedangkan, Ketua Umum dan Pendiri Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) Paulus Pangka mengatakan, kegiatan ini luar biasa karena berhasil menciptakan rekor baru menjelujur kain Sasirangan, dengan peserta terbanyak.

“Berdasarkan perhitungan kami ada 1.000 lebih peserta,” katanya.

Namun, ujarnya, paling penting dari kegiatan ini adalah edukasi untuk terus mewariskan budaya leluhur termasuk melalui Sasirangan yang luar biasa.

“Bisa dilihat bagaimana proses pembuatan kain saringan dengan menjelujur,” katanya.

Ia mengharapkan, kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan baik melalui pelatihan atau secara langsung untuk para pelajar.

“Agar dapat menghasilkan karya sangat bagus melalui kain sasirangan dan komoditas yang berguna serta produktif,” tukasnya. (shn/smr)