SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) kembali menggelar Deklarasi dam penandatangan ikrar seluruh perwakilan tokoh masyarakat Open Defecation Free (ODF) atau gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), bertempat di Lobi Balai Kota Banjarmasin, Selasa (30/12/2025).
Kali ini menyasar 8 Kelurahan di Banjarmasin, meliputi Sungai Jingah, Tanjung Pagar, Murung Raya, Kelayan Timur, Kelayan Selatan, Teluk Tiram, Basirih dan Mantuil. Sehingga capaian ODF Banjarmasin kini telah rampung 100 persen menyasar 52 Kelurahan.
Perlu diketahui, ODF sendiri merupakan salah satu indikator dalam terwujudnya pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 yang coba digalakkan Pemko Banjarmasin, agar membiasakan perilaku hidup masyarakat bersih dan sehat sekaligus memastikan terjaganya sanitasi lingkungan kota dan sungai.
Wakil Walikota Banjarmasin Hj Ananda menuturkan, pencapaian ODF di 52 Kelurahan ini menjadi fondasi utama menuju predikat Kota Sehat yang berkelanjutan.
Ia menyatakan, tantangan terbesar bukan terletak pada pembangunan fisik jamban yang sehat, melainkan mengubah stigma masyarakat, terutama bagi mereka yang bermukim di bantaran sungai dan telah terbiasa menggunakan sungai dalam aktivitas sehari-hari.
“Prinsipnya kita apresiasi deklarasi hari ini, apalagi komitmen bersama ini sudah 100 persen dicapai. Seharusnya dan idealnya tidak ada lagi jamban-jamban di sungai kita,” katanya.
Sebagai langkah lanjutan, ia meminta, agar komitmen bersama ini tidak berhenti pada seremonial semata. Dan menginginkan seluruh perangkat daerah dan tokoh masyarakat harus mampu bekerja sama mengawasi kondisi lingkungan masing-masing.
“Apabila masih didapati bangunan jamban usang di tepi sungai ataupun masyarakat yang kedapatan masih buang air besar sembarangan, tak segan meminta stakeholder terkait untuk melakukan penindakan. Jadi apabila didapati masih ada jamban di sungai, maka akan kita bongkar dan robohkan,” tegasnya.
Hj Ananda pun ingin memastikan seluruh elemen terkait baik Camat, Lurah, Dinkes, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), jajaran forum Kota Sehat dan tokoh masyarakat bisa saling mengawasi dan memberi edukasi sebagai wujud sanitasi aman.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin Muhammad Ramadhan menyambut baik capaian indeks ODF Banjarmasin yang akhirnya terpenuhi 100 persen lewat deklarasi pada hari ini.
“Komitmen ini harus kita jaga bersama-sama kelompok dan tokoh masyarakat yang ada, sehingga upaya menjadikan Banjarmasin kota yang sehat dapat maksimal,” sebutnya.
Baginya, ODF memang membutuhkan partisipasi dan kesadaran penuh dari masyarakat yang bersangkutan.
Oleh karena itu, pihaknya akan menggandeng stakeholder terkait untuk terus konsisten mengamati kondisi riil di Lapangan, termasuk langkah mitigasi yang akan dilakukan.
“Artinya dari masyarakat untuk masyarakat, kita ingin bersama Kelurahan, tokoh masyarakat dan forum kota sehat sekiranya bisa turun mengawasi sebagai bagian daripada menjaga kebersihan lingkungan. Apabila ada yang melakukan BABS, agar dapat ditegur lisan dan diberi peringatan.
Pun demikian, Ramadhan, tetap ingin membangun edukasi preventif dan promotif supaya masyarakat tidak lagi membuang air besar ke jamban.
“Termasuk sinergi kita untuk memastikan adanya pembangunan jamban atau toilet umum yang lebih ideal dan standar,” tuturnya.
Salah seorang tokoh masyarakat Sungai Jingah Hairani bersyukur, tempatnya bermukim kini bisa mendeklarasikan gerakan stop BABS. Sebab, di Sungai Jingah sendiri tercatat lebih dari 80 persen warganya, sudah memiliki akses sanitasi yang layak dan tidak lagi membuang kotoran ke sungai.
Kendati demikian, masih terdapat tantangan di beberapa titik rumah warga. “Masih ada di beberapa RT, salah satunya RT 22, tapi jumlahnya sedikit dan bisa dihitung dengan jari,” ungkapnya.
Menurut dia, kendala utamanya adalah keterbatasan kondisi lahan, karena posisi bangunan rumah yang kurang ideal dan berada tepat di bantaran sungai.
Menyikapi hal itu, pihaknya menyatakan siap bersinergi dengan Kelurahan dan Forum Kota Sehat untuk mencari solusi teknis bagi Rumah di tepian sungai.
Kemudian langkah pemantauan rutin bersama akan dilakukan guna memastikan seluruh warga beralih ke pola hidup sehat.
“Kami sudah berbincang dengan Ketua Forum Kota Sehat agar warga yang terkendala kondisi tanah ini bisa difasilitasi,” tukasnya. (shn/smr)
