Site icon Seputaran.id

Berikut Cara Mengenali Gejala Gagal Ginjal Akut

Kasus gagal ginjal akut, warga diimbau untuk membeli obat jenis sirop agar berkonsultasi dengan dokter. (shn)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Kasus penyakit gangguan gagal ginjal akut atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) menjadi perhatian serius pemerintah.

Bahkan, Kemenkes RI mengeluarkan imbauan agar penggunaan termasuk penjualan obat-obatan cair atau sirop dihentikan sementara waktu.

Penyakit gagal ginjal ini sangat berbahaya, dan apabila dibiarkan tanpa penanganan bisa menyebabkan kematian. Gangguan ini umumnya menyerang anak atau usia 0-18 tahun.

Lantas bagaimana mengenali gejala penyakit gagal ginjal akut atipikal ?

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalimantan Selatan (Kalsel) dr Priyanti Kisworini mengatakan, anak yang mengalami gagal ginjal atipikal biasanya sehat-sehat saja, tidak memiliki riwayat penyakit kronis, tapi tiba-tiba mendadak sakit.

Adapun gejala yang dialami gagal ginjal akut atipikal yaitu demam tak kunjung turun dalam beberapa hari disertai batuk, pilek, muntah dan diare.

“Gejala paling khas berkurangnya produksi urine, bahkan sampai tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Menurut dia, gangguan gagal ginjal akut atipikal diduga disebabkan penggunaan obat sirop.

Tapi, kata dia, penyebab tunggal belum bisa dipastikan, karena masih dalam tahap investigasi.

“Selain obat sirop, ada juga dugaan lain yang menjadi penyebab munculnya kasus ginjal akut atipikal pada anak di Indonesia, yakni kondisi Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MISC) atau peradangan pada berbagai organ tubuh akibat pernah terinfeksi Covid-19,” jelasnya.

Dugaan lain, kata dia, ada infeksi virus tertentu seperti virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus dan leptospira.

Dikatakan dr Priyanti Kisworini, kasus gangguan gagal ginjal akut yang terjadi di Indonesia berbarengan dengan kejadian di Gambia.

“Yang mana ada sekitar 60 sampai 70 anak terdiagnosa gagal ginjal akut atipikal yang ditengarai akibat toksisitas pelarut obat-obatan yang terkandung pada obat flu dan batuk, disebut etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG),” jelasnya.

Namun ia memastikan, empat jenis obat-obatan mengandung EG dan DEG di Gambia yang diproduksi India tersebut, tidak beredar di Indonesia.

“Kemudian demi melakukan antisipasi, Pemerintah kemudian menarik beberapa obat-obatan sirup untuk sementara, karena diwaspadai ada toksisitas pada obat-obatan sirop,” jelasnya.

Dia mengungkapkan, sempat ada dua anak yang berasal dari Hulu Sungai Utara dan Tanah Laut dicurigai mengalami gagal ginjal atipikal.

“Tapi dari hasil pemeriksaan lebih lanjut rupanya bukan. Sehingga sampai sejauh ini memang belum ditemukan, tapi kewaspadaan tetap dijaga,” ujarnya.

Ia mengimbau, kepada orangtua bila anaknya sakit, jangan memberikan obat-obatan sirop untuk sementara, sampai ada hasil investigasi lebih lanjut.

Selain itu, apabila anak mengalami gejala demam, muntah, diare, batuk dan pilek disertai dengan berkurangnya produksi urine, agar segera membawanya ke Rumah Sakit (RS).

“Sehingga rekomendasi pemberian obat bisa berkonsultasi dengan dokter,” tukasnya.(shn/smr)