Site icon Seputaran.id

Banjarmasin Raih Anugerah Merdeka Belajar Kategori Transformasi Pembelajaran

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina didampingi Kepala Disdik Banjarmasin Nuryadi ketika menerima penghargaan Merdeka Belajar. (foto : istimewa)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Banjarmasin menjadi salah satu dari tujuh kota di Indonesia yang mendapatkan Anugerah Merdeka Belajar Kategori Transformasi Pembelajaran.

Pengharagaan tersebut diserahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia (RI) Nadiem Anwar Makarim kepada Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, di Gedung Kesenian Tri Murti, Yogyakarta, Senin (29/05/2023).

Menurut Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, penghargaan itu didapat karena program guru penggerak telah dirintis Banjarmasin sejak 2018.

“Di mana guru penggerak dan juga kurikulum merdeka yang dilaksanakan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banjarmasin sehingga kemudian mendapatkan apresiasi tersebut,” katanya usai menghadiri Musyawarah Daerah LKSA Kota Banjarmasin di Aula LKSA Hikmah Zamzam, Jalan Sultan Adam Komplek Andika, Banjarmasin, Selasa (30/05/2023).

Jadi, ia beranggapan, program guru penggerak itu menjadi semacam model mengajar dengan baik, kemudian mengelola metode pembelajaran yang menarik bagi anak didik.

“Sehingga propesionalisme guru menjadi kelihatan dan muncul. Makanya sekarang sesuai dengan peraturan menteri pendidikan, yang menjadi Kepala Sekolah (Kepsek) itu bukan melalui program Calon Kepala Sekolah (Cakep) tetapi guru penggerak diprioritaskan menjadi Kepsek. Karena mereka sudah mengikuti pembelajaran selama enam bulan dan itu sebetulnya susah,” jelasnya.

Ia menjelaskan, program guru penggerak untuk di Banjarmasin sudah sampai angkatan kelima.

“Setiap tahun ketika mereka lulus sebagai guru penggerak, karena dari sini kita berharap masa depan pendidikan Indonesia bisa lebih baik. Dan guru-guru yang mengajar dengan baik itu pasti akan menghasilkan anak didik baik pula,” jelasnya.

Ibnu pun menyebut, guru yang hebat dan profesional lebih utama dibandingkan seorang murid yang cerdas.

“Murid yang cerdas hanya untuk dirinya, tetapi

kalau guru propesional dan hebat, tidak hanya melahirkan satu atau dua siswa terbaik berprestasi, tapi bisa 100 hingga 1000 orang diciptakan. Makanya investasinya di guru, soalnya setiap tahun pasti melakukan proses mengajar,” tegasnya. (shn/smr)