Site icon Seputaran.id

Banjarmasin Keluar dari 10 Besar Kota Inflasi Tertinggi di Indonesia

Kepala Disperdagin Banjarmasin Icrom Muftezar. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin mengklaim telah keluar dari kategori 10 besar kota inflasi tertinggi di Indonesia.

Sebab dari inflasi sebesar 7 persen turun menjadi 5,3 persen.

“Ada penurunan tingkat inflasi yang terjadi di Kota Banjarmasin. Sebelumnya pada November 2022 berada di 7 persen ke atas. Di April 2023 turun menjadi 5,3 persen,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dispergadin) Banjarmasin Ichrom Muftezar, usai menghadiri kegiatan di salah satu Hotel di Banjarmasin, Selasa (23/05/2023).

Ia menyebut, turunnya angka inflasi tersebut tentunya itu berdampak luar biasa bagi masyarakat Banjarmasin.

“Bahkan pada saat bulan puasa (Ramadhan) tadi, harga tidak terlalu banyak yang melonjak naik,” ujarnya.

Mudah-mudahan, kata dia, terus menurun dengan berbagai program yang telah dijalankan oleh Pemko dan Pemprov Kalsel serta kerja sama semua pihak, salah satunya pengadaan pasar murah.

Pun demikian, Tezar menyatakan, pihaknya akan terus melaksanakan pasar murah dalam upaya mempercepat penurunan inflasi.

Tak hanya itu, pihaknya saat ini tengah proses pembuatan surat keputusan (SK) guna ditandatangani oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, terkait dengan pemberian jumlah subsidi bahan pokok bagi masyarakat melalui anggaran belanja tidak terduga (BTT) APBD 2023.

“Semoga beberapa hari ke depan sudah ditandatangani Pak Walikota. Insya Allah, pada 29 Mei 2023 nanti akan kita gunakan dana subsidi BTT untuk menggelar pasar murah bagi masyarakat,” jelasnya.

Pada Mei 2023 ini akan ada dua kali agenda pasar murah, berlanjut pada Juni sebanyak 7 kali pasar murah.

“Selain itu, kami juga menggandeng para distributor, maupun pelaku industri kecil menengah (IKM) yang ada di Banjarmasin guna turut berpartisipasi dalam gelaran pasar murah itu,” tuturnya.

Ia mengatakan, dalam pagelaran pasar murah nantinya, tak hanya menjual beras lokal tapi juga beras dari Thailand, Sulawesi, Pamanukan yang karakteristik hampir sama dengan beras lokal.

“Mudah-mudahan masyarakat kita sudah bisa beradaptasi mengkonsumsi, soalnya sudah agak sulit beras lokal dicari,” tukasnya. (shn/smr)