Site icon Seputaran.id

Banjarmasin Kekurangan 70 Kepsek untuk SD, 69 Guru Penggerak Dikukuhkan

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina saat menyerahkan sertifikat guru penggerak saat pengukuhan 69 guru penggerak di Balaikota Banjarmasin. (foto : shn/seputaran)

SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Sebanyak 69 Guru Penggerak Angkatan 5 Banjarmasin dikukuhkan, di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin, Selasa (7/3/2023).

Rinciannya 4 guru penggerak PAUD, 34 guru penggerak SD, 14 dari SMP, kemudian 15 orang SMA/SMK, serta 2 dari Sekolah Luar Biasa (SLB).

Guru penggerak tersebut berpotensi untuk menjadi kepala sekolah (Kepsek). Mengingat, Banjarmasin saat ini kekurangan Kepsek untuk SD.

Namun, kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin Nuryadi, terkait menjadi Kepsek akan dilihat dulu aturan yang harus dipenuhi.

“Menurut syarat yang kami pelajari, dari 17 baru 15 guru penggerak yang memenuhi sebagai Kepsek, dan ini masih harus melewati beberapa tahap verifikasi lagi. Tapi mudah-mudahan ini nanti bisa mengurangi beban kekurangan Kepsek untuk SD di Banjarmasin,” jelasnya.

Nuryadi melanjutkan, guru penggerak yang dikukuhkan ini, dinyatakan lulus oleh Kementerian Riset dan Teknologi Jakarta, setelah selama 6 bulan mengikuti kegiatan.

Ia juga mengimbau, kepada guru agar berlomba-lomba menjadi guru penggerak. Sehingga nantinya Banjarmasin bisa menjadi barometer pendidikan di Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Karena sampai saat ini, Banjarmasin kekurangan 70 Kepsek untuk tingkat SD,” sebutnya.

Dikatakannya, hingga angkatan ke 5 ini, sudah ada kurang lebih 200 guru penggerak di Banjarmasin. “Dan menjadi yang terbanyak se Kalsel,” tuturnya.

Sementara itu, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengucapkan selamat dan sukses kepada guru penggerak yang sudah dikukuhkan.

“Tentunya setelah melewati berbagi macam ujian dan proses pembelajaran, diharapkan mempunyai mutu, metode dan standar pembelajaran. Agar anak-anak kedepannya bisa mendapatkan metode pembelajaran yang menyenangkan dan mencintainya,” ujarnya.

Ibnu melanjutkan, salah satu syarat Kepsek harus guru penggerak. Sementara di Banjarmasin lebih banyak Kepsek yang lowong daripada guru penggerak.

“Makanya masih banyak peluang dan tentu harus giat dalam mengikuti proses pembelajaran. Mudah-mudahan mutu pendidikan kita semakin baik,” sebutnya.

Ketua Guru Penggerak Angkatan 5 Banjarmasin Fajar Kurnia mengatakan, guru penggerak ini tak membatasi antara negeri dan swasta. Hanya saja, pada saat mendaftar itu ada ribuan, tapi cuma 69 guru yang lulus di Banjarmaisn.

“Contoh satu Sekolah mendaftar 11 orang tapi hanya 2 orang yang lulus,” terangnya.

Dibandingkan daerah lain di Kalsel,  guru penggerak di Banjarmasin yang paling banyak.

“Kalau di Kabupaten lain tidak sebanyak di Banjarmasin paling 20 sampai 40 orang,” ungkapnya.

Sedangkan satu guru penggerak SDN Sebrang Masjid Novi Ariyanti merasa senang, bahagia lega dan bersyukur karena perjuangan selama 6 bulan lebih dapat berjalan dengan lancar, dan akhirnya dikukuhkan.

Ia pun siap jika diminta untuk menjadi Kepsek. “Insya Allah apabila tidak ada halangan akan menjadi calon Kepsek,” ucapnya.

Menurutnya, guru penggerak punya pengaruh untuk menularkan keilmuan kepada guru-guru yang lainnya, hingga termotivasi untuk melakukan hal yang sama.

“Dengan status sebagai guru penggerak ini, maka misi selanjutnya adalah membuat pembelajaran berpusat kepada siswa sebagaimana indikator dari Kurikulum Merdeka yang sudah mulai diterapkan di sekolah-sekolah di Banjarmasin,” tukasnya. (shn/smr)