SEPUTARAN.ID, BANJARMASIN – Sebanyak 6.548 pelanggan sudah menerima pengembalian penarikan Tarif Jasa Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Layanan Sedot Tinja Periode April dan Mei dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pengelola Air Limbah Domestik (PALD) Kota Banjarmasin.
Pengembalian itu dengan nominal bervariasi, tergantung dengan kategori, yakni dari Rp2.500 hingga Rp200 ribu per pelanggan.
Direktur Perumda PALD Banjarmasin Endang Waryono mengatakan, ada sekitar 6.548 pelanggan yang sudah dikembalikan hingga 24 Desember 2024. Adapun uangnya sekitar Rp213 Juta lebih atau Rp 213, 707, 300.
“Pembayaran pengembalian ini terus berjalan dan bertahap bagi 161 ribu pelanggan yang terdata,” ungkapnya, saat ditemui awak media di kantornya, Kamis (23/1/2025).
Pihaknya juga sudah membuka layanan pengembalian penarikan Tarif Jasa Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Layanan Sedot Tinja bagi pelanggan, di PTAM Bandarmasih, Perumda PALD, Perkantoran dan Kelurahan.
“Jadi jemput bola untuk layanan pengembalian,” terangnya.
Pengembalian itu sendiri merupakan hasil evaluasi Inspektorat Banjarmasin atas Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 152 Tahun 2023 tentang Tarif Jasa Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Layanan Sedot Tinja.
Menurutnya, saat ini Perwali itu sudah direvisi sejak Desember 2024. Dan tengah sosialisasi dengan waktu 3 bulan atau sekitar Maret.
“Memang ada penurunan nominalnya, misal Rp22 ribu menjadi Rp11 ribu per bulannya. Dan ditagih hanya yang berlangganan, bila tidak langganan tak ditarik,” jelasnya.
Endang menyebut, pelanggan Perumda PALD saat ini sudah 7 ribu.
“Dengan jumlah itu hasilnya sedikit ditambah adanya penurunan ini lagi. Saat ini pemasukan Rp 94 juta, sedangkan operasionalnya Rp500 juta. Jadi nombok operasional, memang dari dulu juga nombok,” tuturnya.
Ia menjelaskannya, pendapatan PALD dari tagihan di PTAM kurang lebih Rp95 juta, kemudian layanan sedot seperti ke Sungai Danau, Rantau dan lainnya. Itu kurang lebih sekitar Rp50 juta.
“Jadi diperkirakan kurang lebih sekitar Rp150 juta hingga Rp200 juta, untuk pendapatan tiap bulan,” tukasnya. (shn/smr)